Bandar Lampung: Yudisium periode 1 tahun 2017 telah berlangsung sukses pada Selasa (18/04/2017) di GSG Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Raden Intan Lampung. Acara tersebut dihadiri oleh wisudawan dan wisudawati, peserta lomba grand final debat konstitusi, serta keluarga besar FSH UIN Raden Intan Lampung.
Merupakan hari yang dinanti oleh tim perlombahan debat konstitusi. Yaitu jurusan Hukum Ekonomi Syariah dan jurusan Hukum Keluarga yang masuk dalam Grand Final.
Pengumuman juara 1 dan 2 yang telah berlangsung pekan lalu bersamaan dengan yudisium fakultas.
Dengan proses yang sangat panjang Dr. KH. Khairuddin Tahmid, MH Ketua Dewan Juri membacakan hasil pengumuman, dengan penuh ihtiar juri memutuskan Hukum Keluarga yaitu Rizky Silvia Putri, Amar Ma’ruf, dan Age Chandra keluar sebagai juara 1 tingkat fakultas.
“Alhamdulillah bersyukur dengan proses yang melelahkan kami dapat keluar sebagai pemenang, sebenarnya untuk sampai ketahap final itu sudah diluar ekspektasi kami, karena semangat mengikuti kompetisi seperti ini awalnya adalah semangat belajar, untuk mencari pengalaman, Alhamdulillah dapat sertifikat penghargaan dan uang pembinaan yang insya Allah akan digunakan dengan sebaiknya,” ujar Amar Ma’ruf.
“Bersyukur dapat di juara 1, dan kami berterimakasih kepada teman-teman yang mendukung, para dosen, dan Kajur Hukum Keluarga yang telah memotivasi kami, sehingga dapat mencapai hasil seperti ini. Kemudian kepada orangtua saya terimakasih sekali telah mendidik saya sehingga terbiasa menjadi kompetitor ilmiah seperti sekarang ini,” kata Age Chandra.
Amar dan Age berharap supaya hal ini jadi motivasi bagi para mahasiswa karena budaya positif ini sangat berdampak positif pula bagi semua pihak.
“Sekali lagi dapat dikatakan ini merupakan hal yang tak terduga bagi kami bisa menjadi juara 1 karena banyak sekali tahap-tahap yang harus kami lalui. Bukan niat untuk juara, mendapat hadiah atau penghargaan tapi lebih ke meng-uji cobakan kemampuan diri, dan ternyata bisa sampai seperti sekarang ini merupakan hal yang menyenangkan, namun tetap memperbaiki apapun kelemahan jika kesempatan lain terbuka. Ini juga berkat doa dari orang tua, komunikasi tidak tertinggal yang responnya sangat baik sekali mendengar anaknya seperti ini,” tutur Rizky.
Rizky berharap semoga semua mahasiswa dapat ikut serta dalam perlombahan jika diadakan setiap tahun, karena setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama. Saran saya jika ingin menang kompetisi jangan cepat merasa puas dengan tahap tahap yang dilalui. Dan untuk para perempuan dalam hal akademisi kita bisa setara dengan laki-laki bahkan lebih, walaupun ada saatnya kita tunduk, jadi terus optimalkan diri kita. (Ela Novita Sari)