Sang Pelipur Lara
Oleh: Fadhilah Zikriyyah
Masiswi Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung
Dalam lamunan seorang gadis terdiam,
Laksana merenung meminta perlindungan dibukit menanjak.
Meronta-ronta jiwa pada kehampaan,
Berseteru pada keinginan yang terus harus diwujudkan.
Wajahnya memucat, matanya terbelalak kebingungan,
Berharapkan hadir sang penyejuk jiwa.
Namun, Tak seorang pun sudi memandanginya,
Bergegas manusia pergi meninggalkannya,
Bagaikan keledai malas tak berakal,
Serta merta seperti manusia yang banyak dosanya.
Lamunannya berubah menjadi butir bening,
Tak sanggup menopang dalam hening, tak mampu bersendu dalam dingin.
Hatinya meretas, berharap ada seseorang yang menyelamatkan jiwa dan raganya.
Diam-diam…
Ada yang merajut kehampaan dalam kekosongan jiwanya,
Ada yang membalut laranya dengan kasih dan cinta,
Ada yang menjadi tameng di kala sendu dan jemunya,
Ada yang siap menangguhkan kesusahannya,
Ada yang selalu ingin mendengar kesusahan cerita dalam kisahnya,
Dan ternyata, Dialah sang pelipur lara!