Bandar Lampung: Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung kembali menggelar Diskusi Ilmiah bulanan seri kelima dengan tema menarik yang mengupas aspek klasik dalam perspektif kekinian. Kegiatan ini rutin diadakan sebagai upaya memperkaya wawasan akademik sivitas akademika fakultas.

Pada seri kali ini, Dr. Ahmad Fauzan, S.H.I., M.H hadir sebagai narasumber utama dengan membawakan tema “Istri Cerewet Suami Wali: Kajian Semiotika Roland Barthes dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin”. Diskusi dipandu oleh Kartika, S., M.Pd, sebagai moderator.

Dekan Fakultas Syariah, Dr. Efa Rodiah Nur, M.H, dalam sambutannya memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan diskusi yang konsisten ini. Ia menegaskan bahwa kegiatan semacam ini penting untuk memperkuat iklim akademik yang kritis dan solutif di lingkungan fakultas.

“Alhamdulillah, diskusi seri kelima ini menjadi momentum yang sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan pemahaman kita terhadap teks klasik yang memiliki relevansi tinggi sampai sekarang,” ungkap Dr. Efa Rodiah Nur, M.H.

Dr. Ahmad Fauzan menjelaskan latar belakang pemilihan tema tersebut. Menurutnya, isu “istri cerewet” bukan hanya stereotip biasa, melainkan fenomena sosial yang terus relevan sepanjang zaman dan perlu dibaca ulang melalui kacamata semiotika untuk memahami makna tersembunyi di balik istilah tersebut.

Pendekatan semiotika Roland Barthes menjadi kerangka utama dalam menganalisis kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Ghazali, terutama dalam menguraikan makna denotasi dan konotasi, serta ideologi dan mitos yang melekat pada terma “الصبرءلى لسان النساءمماىمتحن بة الاولياء” yang berarti “Sabar Menghadapi Ucapan Istri Termasuk Ujian Para Wali”.

Dalam diskusi, Prof. Dr. H. Yusuf Baihaqi, Lc., M.A memberikan tanggapan kritis bahwa pemaknaan wali dalam terma tersebut tidak selalu merujuk pada wali Allah secara teologis, melainkan bisa juga dipahami sebagai wali nikah dalam konteks hubungan keluarga, terutama bagi suami yang memiliki anak perempuan.

Menurut Prof. Yusuf, pemahaman ini membuka ruang interpretasi baru dalam kajian fiqh keluarga yang relevan dengan dinamika kekinian. Konsep wali nikah sebagai pelindung dan pengayom memberikan dimensi sosial yang kuat terhadap fenomena yang dibahas.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Jayusman, M.Ag menambahkan pentingnya melihat konteks sosial dan budaya yang melatarbelakangi penulisan terma oleh Imam Ghazali, terutama kondisi masyarakat pada masa itu yang memberi makna berbeda terhadap istilah “istri cerewet”.

Di penghujung sesi, Dr. Ahmad Fauzan yang juga dikenal sebagai penulis buku kajian semiotika membagikan buku tulisannya kepada para peserta diskusi sebagai bahan bacaan lanjutan dan referensi akademik yang mendukung pemahaman lebih mendalam.

Para peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan akademisi lain terlihat antusias dalam bertukar pikiran dan mengajukan berbagai pertanyaan kritis, mencerminkan semangat intelektual yang hidup di Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung. (Rudi/Muin/Hendri/Arif/Jayus)