GMSBandar Lampung: Masih dalam program Ramadhan, UKM-F Gemais mengadakan Kajian Ramadhan, (Rabu, 22/06/16) dengan tema “Arab Spring” menghadirkan Abdul Qodir Zaelani, SHI., MA sebagai narasumber sekaligus pengamat dunia politik. Kajian ini dihadiri mahasiswa dari berbagai fakultas di IAIN Raden Intan Lampung. Kajian ini bertempat di Musholla Syari’ah. Mushalla dijadikan tempat kajian karena dipandang perlu untuk menjadikan musholla selain menjadi tempat ibadah mahasiswa, juga sebagai tempat mengkaji ilmu-ilmu pengetahuan serta keislaman.

Dalam kajian ini, narasumber menjelaskan secara detail penyebab fenomena Arab Spring yang dimulai pada 18 Desember 2010, yang kemudian dimanfaatkan Barat untuk mengambil peran dan ikut “memanaskan” keadaan.

Dengan pengetahuan yang dimiliki, narasumber mampu memaparkan secara rinci bagaimana peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini merupakan pola-pola gerakan bangsa Asing yang memiliki kepentingan, yang telah direncanakan puluhan tahun lalu. Bukan hanya Arab Spring yang dipaparkan, namun lebih kepada permasalahan politik seluruh dunia, dimana Barat kerap kali yang selalu mengambil momen dan menggiring momen tersebut sebagai isu dan wacana yang bisa memecah belah sebuah bangsa.

“Pemicu utama dalam terjadinya peristiwa Arab Spring berasal dari satu orang yang bernama Sidi Bouzid yang kemudian di susul oleh Mohammed Bouzizi yang membakar diri sendiri sebagai bentuk protes terhadap kekuasaaan diktator di Tunisia. Peristiwa pembakaran diri di Tunisia ini dijadikan momen oleh Barat sebagai langkah awal untuk menggiring opini, wacana, dan propaganda “melumpuhkan kedikatatoran tirani dan monarki”, pelanggaran hak asasi manusia, korupsi, pengangguran, kemiskinan, serta naiknya harga pangan, kesenjangan ekonomi penguasa dan rakyat. Penggiringan opini ini secara massif oleh media disaksikan oleh masyarakat di negara-negara lain di Timur Tengah dan Afrika Utara yang kemudian memicu revolusi dunia Arab yang ingin melakukan perubahan dan kembali pada abad ke 18 terjadinya revolusi arab pada saat musim semi,” ungkap narasumber dengan sangat rinci menjelaskan sejarah politik tersebut.

Beliau juga menjelaskan, kepentingan Barat untuk “memanaskan” keadaan disinyalir karena ada kepentingan tersembunyi yang ingin didapatkan, “Barat mengambil peran untuk ikut dalam konflik di Timur Tengah karena memiliki kepentingan, salah satunya adalah kepentingan memanfaatkan kekayaan alamnya. Strategi hit and run, juga dijadikan sebagai strategi yang ampuh digunakan. Sebagai contoh, perang antara Syi’ah dan Sunni yang diakibatkan karena adanya strategi hit and run yang dilakukan Barat dengan cara mengadu domba,” tuturnya. (Siti Zubaidah)