Dewasa ini, krisis moral mulai menimpa dunia pendidikan, khususnya di kalangan kampus. Mahasiswa yang sejatinya mentaati peraturan dan menghormati para dosen serta menjadi generasi yang membanggakan dengan segala prestasi yang diraih, namun nyatanya di lapangan jauh dari harapan.
Mahasiswa sekarang mulai tidak menghormati dosen, menyalahi kode etik mahasiswa, melakukan pelanggarang-pelanggaran seperti memakai pakaian yang tidak layak dipakai di lingkungan kampus, merokok sembarangan, melakukan tindakan-tindakan anarkis yang menimbulkan keresahan di lingkungan kampus serta mencoret-coret atau merusak fasilitas yang ada di kampus yang mengakibatkan timbulnya kerugian.
Lalu siapa yang harus disalahkan? Mahasiswanyakah atau para pendidiknya yang salah? Dalam hal ini tidak ada yang salah atau tidak ada yang patut disalahkan, karena pada dasarnya pelanggaran yang terjadi di kampus belakangan ini terjadi karena kurang terciptanya komunikasi yang baik antara murid dengan para pendidik, dalam hal ini adalah mahasiswa dengan dosen.
Komunikasi yang terjalin antara dua arah yang kemudian menimbulkan sikap memberi dan menerima adalah salah satu komunikasi yang baik dan bisa diterapkan di lingkungan kampus. Dengan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan kampus dan mengadakan diskusi-diskusi di luar materi kuliah pun bisa menjadi sarana yang dapat meningkatkan nilai etika dan kesopanan mahasiswa dan juga dapat menjadi ajang mempererat tali silaturahmi antara dosen dengan para mahasiswa.
Banyak hal yang bisa dilakukan agar para generasi penerus bangsa menjadi generasi yang membanggakan baik akademiknya maupun non akademik, dengan memberikan contoh yang baik bagi para mahasiswa. Para pendidik khususnya di lingkungan kampus juga bisa memberikan stimulus-stimulus ruhiyah yang dapat meningkatkan kadar sopan santun mahasiswa.
Begitupun dengan mahasiswa. Jika mahasiswa sebagai agent of change yang berorientasi kepada perubahan yang lebih baik, maka sejatinya perubahan dimulai dari diri mahasiswa sendiri. Jika mahasiswa ingin merubah agar kampus lebih baik dan lebih maju lagi, misalnya, maka rubahlah dengan cara dan sikap yang baik untuk kebaikan dan kemajuan kampus. Mahasiswa yang mencintai kampus, jika terjadi hal-hal yang perlu dikomunikasikan, maka komunikasikanlah dengan cara santun, bijak dan bermartabat. Jangan sampai, atas dasar cinta, namun akhirnya kebencian dan ketidaksimpatikan yang timbul. Atas dasar cinta, namun akhirnya nama baik yang tergadaikan.
Penulis | Nurul Latifah / Mahasiswa Muamalah Semester IV |
Editor | Abdul Qodir Zaelani |