Kevin W. Fogg : “Agama Islam di Amerika Merupakan Agama yang Perkembangannya Paling Cepat”

14925405_1123118264402062_6727296205106373586_nBandar Lampung: Perhelatan Annual International Conference on Islamic Studies selalu mengundang pada ahli sebagai pembicara, baik dari dalam maupun luar negeri. AICIS kali ini memberikan kesan tersendiri bagi Dr. Kevin W. Fogg, BA., MA., M.Phil., Ph.D yang telah beberapa kali menjadi narasumber pada kegiatan AICIS. “Ini merupakan AICIS ke 4 yang berturut-turut saya ikuti, akan tetapi ini kali pertama saya berkunjung ke Lampung. Saya sangat senang ternyata Bandar Lampung merupakan kota yang sangat Indah dan saya suka keindahan pantai di Lampung.” Ujar Kevin saat ditemui di VIV Room Rabu lalu. (2 November 2016)

Kevin melanjutkan bahwa ia sangat terkesan sekali dengan dukungan dari gubernur, IAIN, dan pihak terkait lainnya yang cukup maksimal. “Di tempat lain kadang-kadang dukungan tidak datang dari semua pihak. Kalau disini kita lihat kepolisian, gubernur tadi malam menjamu dengan Gala Dinner di kediaman tempat dinasnya juga semua pihak ikut mendukung terselenggaranya AICIS ke 16 di provinsi Lampung ini.” Ungkap Islamic Centre Lecturer, Faculty of History, University of Oxford itu.

Kunjungan pertama Kevin ke Indonesia tahun 1999 dan mulai penelitian di Indonesia sejak tahun 2005. Motivasinya memilih untuk meneliti Islam di Indonesia dijawab dengan dua alasan. “Pertama saya memilih meneliti Islam di Indonesia karena saya heran pertama kali datang ke Indonesia ke Padang lalu kembali ke Amerika ko Indonesia begitu besar, begitu maju dan waktu itu sedang hangat karena peralihan Presiden dari Soeharto di zaman orde baru ke reformasi. Tetapi di Amerika sama sekali tidak dapat perhatian maka dari itu karena melihat kekurang perhatian dari Amerika saya mulai memperhatikan Indonesia dan tertarik untuk meneliti Islam Indonesia.” Jawab Kevin dengan bahasa Indonesia yang fasih.

Alasan kedua yang diungkapkan Kevin adalah karena ia lahir di keluarga yang sangat memperhatikan agama walaupun mereka non muslim. “Kakek saya pernah menjadi ketua organisasi Protestan di negara bagian Amerika. Kakek dan nenek saya yang lain pun aktif di gereja. Jadi saya semenjak lahir itu tau betapa pentingnya agama dalam masyarakat. Agama tidak boleh diabaikan, tidak boleh dilupakan, agama harus dilihat sebagai pendorong dalam kehidupan masyarakat.” Lanjutnya.

Muslim di Amerika memang merupakan minoritas, jumlahnya sekitar 2% tetapi agama Islam di Amerika merupakan agama yang perkembangannya paling cepat, bahkan banyak orang tersohor di Amerika merupakan seorang muslim. “Amerika sejak zaman dahulu erat kaitannya dengan ummat muslim karena zaman dahulu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Amerika adalah Kerajaan Maroko, bukan negara di Eropa maupun negara yang dekat dengan Amerika sendiri.” Jelas Kevin.

“Harapan untuk muslim di Indonesia sama seperti harapan saya untuk orang lain, saya berharap mereka bisa hidup damai, saling menghormati, saling memahami baik ummat sesama muslim maupun non muslim dan hidup dalam kesejahteraan.” Ungkapnya. (Nur Fatmawati Anwar)

About admin

Check Also

MCC UIN RIL Gelar Webinar Nasional Tentang UU Kesehatan

Bandar Lampung: Moot Court Community (MCC) UIN Raden Intan Lampung menggelar Webinar Nasional oleh Divisi …

Tinggalkan Balasan