(Spesial Ramadhan) Ramadhan dan Islam Rahmatan lil ‘Alamin

IMG-20190514-WA0023_1

Ramadhan adalah bulan penggemblengan spiritual dan pengendalian nafsu sehingga akan melahirkan insan bertakwa yang memiliki sifat kasih sayang, sesuai dengan misi Nabi Muhammad saw sebagai pembawa ajaran Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin.

Makna “Islam Rahmatan lil ‘Alamin” adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta.
Rahmatan lil’alamin adalah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat dalam Alquran, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al- Anbiya’ ayat 107:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ ﴿١٠٧﴾

“Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.

Ayat tersebut menegaskan bahwa ajaran Islam yang dipahami secara benar akan mendatangkan rahmat untuk semua orang, baik Islam maupun non muslim, bahkan untuk seluruh alam. Islam tidak membenarkan ada diskriminasi karena perbedaan agama, suku, ras, dan bangsa. Itu tidak boleh dijadikan alasan untuk saling berpecah belah. Seorang muslim mempercayai, bahwa seluruh umat manusia adalah keturunan Adam. Dan Adam diciptakan dari tanah. Perbedaan suku, bangsa, dan warna kulit, adalah bagian dari tanda-tanda kekuasaan dan kebijaksanaan Allah, dalam menciptakan dan mengatur makhluk-Nya.

Nabi mulia Muhammad saw bersabda :

 يا أيها الناس، إن ربكم واحد وأباكم واحد، ألا لا فضل لعربي على عجمي، ولا لعجمي على عربي، ولا أسود على أحمر، ولا أحمر على أسود إلا بالتقوى

Artinya : “Wahai sekalian manusia! Tuhan kalian satu, dan ayah kalian satu (Nabi Adam). Ingatlah. Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang Ajam (non-Arab) dan bagi orang ajam atas orang Arab, tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan. (Musnad Ahmad, hadis nomor 22391).

Dengan demikian perbedaan harus dianggap sebagai rahmat kasih sayang Allah bagi makhluk karena dengan perbedaan maka kita bisa saling melengkapi. Perbedaan tidak boleh dianggap bahaya dan ancaman yang harus dihilangkan tapi dikelola dengan bijak sebagai modal agar tercipta keragaman yang damai, tenteram dan saling menghargai.

Oleh karena itu Allah swt menegaskan demikian dalam QS. Ar-Rum : 22

وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasa kalian dan warna kulit kalian. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”

Demikianlah pandangan orang mukmin seharusnya terhadap umat manusia. Tiada perasaan kebanggaan tentang nasab, tempat kelahiran, tidak ada perasaan dengki antara kelompok satu dengan yang lain, antara individu satu dengan yang lain dan yang ada hanyalah perasaan cinta kasih, persamaan dan persaudaraan. Karena Islam memang agama yang menyebarkan benih-benih kasih sayang, cinta dan damai. Wallahu A’lam.

Penulis: Indah Ramadhoniyah Adri

Adalah Mahasiswa Kelas Internasional Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung

About admin

Check Also

Cegah Radikalisme, UKM-F LDC Fakultas Syariah Gelar Seminar Kebangsaan

Bandar Lampung: Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Syariah (UKM-F) Law Debate Community (LDC) Sukses menggelar Kegiatan …