Sawah yang Menyawa
Oleh: Ela Novita Sari
Mahasiswi Muamalah FSH UIN Raden Intan Lampung
Lembaran ini kuberikan pada kamu yang menunggu
Menunggu di hijaunya sawah yang masih kosong kosa
Dengarlah…
Daun itu berkibar
Hijau pekat penuh kobar
Mata yang dibuatnya terayu
Mata yang dibuatnya sendu
Kuberikan cela pada ingatan
Karna tak bisa banyak tangan berpesan
Kuberikan cela pada udara
Karna tak mampu lebih mendendang suara
Ku berikan cela pada hati
Karena tak kuasa penuh langkah dikaki
Ingatan yang mungkin bekerja seadanya
Berkata bahwa itu indah
Udara yang mungkin rindang berdendang
Berkata bahwa disitu terhinggap senang
Hati yang sempurna
Hanya itu yang bekerja
Kuasa mengingat dan mengudara
Menyebutkan sawah
Disebutkan dengan sesuatu yang tidak biasa
Sawah yang menyawa
Bisik menyuarai telinga dengan siratan yang tiada sebenarnya
Sawah dengan makna lain,
Yang katanya lebih indah dari kemarin
Dan ini tetaplah lain.
Karena sekali lagi tak mampu dipesankan pada tangan
Karena sekali lagi tak mampu didendang dan di suarakan
Karna sekali lagi hanya hati yang merasakan
Dan masih daun itu berkibar dengan pekatnya pada kobar
Tak mampu terjeda mata yang terayu sendu.
Dan tetaplah disitu!
Di sawah penungguanmu.
Hingga hadir kosa baru…