Raih Penelitian Melalui Jejaring Pemerintah Daerah

13933416_1046582488722307_458801599_nBanten: Menjalankan tri dharma perguruan tinggi menjadi sebuah keharusan bagi seorang dosen. Penelitian, pengajaran, dan pengabdian menjadi tugas pokok yang mesti dilalui. Budaya literasi menjadi keharusan yang mesti dikuasai. Banyaknya penelitian yang dipublikasikan menjadi acuan berjalan tidaknya budaya akademis sebuah institusi perguruan tinggi. Anggaran tiga puluh persen dari DIPA menjadi prioritas pemangku otoritas dalam upaya optimalisasi sumber daya insani yang berkualitas dan berdaya guna dalam memajukan pengetahuan. Kenyataan ini, yang terjadi nyaris di semua perguruan tinggi, termasuk di IAIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten.

“Memang anggaran IAIN Sultan Maulana Hasanuddin terbatas. Tahun ini tersedia anggaran penelitian sebesar 4.4 milyar, dan tahun depan direncanakan sebesar 5 milyar. Keterbatasan anggaran ini, pihak kampus mengambil kebijakan pemerataan untuk semua dosen agar bisa mengambil peran dalam mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya dengan mengadakan penelitian. Karenanya, satu dosen satu penelitian menjadi acuan dalam mengajukan penelitian. Keterbatasan anggaran dan peluang penelitian untuk dosen, mendorong pihak kampus memikirkan pengembangan dan peningkatan kualitas penelitian yang tidak hanya mengandalkan anggaran DIPA. Kreatifitas dalam membangun komunikasi jejaring kerjasama dengan stakeholder, dalam hal ini pemerintah daerah menjadi solusi alternatif. Kami menyadari, semakin banyak penelitian di luar, maka akan semakin tinggi kredit point sebuah kampus”, ungkap  Dr. Mufti Ali ketua LP2M IAIN Sultan Maulana Hasanuddin kepada tiga puluh peserta studi banding Diklat Teknis Substantif Keagamaan Angkatan III untuk Peneliti/Dosen (Diklat/Peneliti), Rabu (3/8) di aula gedung rektorat setempat.

Upaya mendorong dosen meningkatkan kualitas penelitian di luar kampus, pihak kampus merekrut dosen dan peneliti sebagai konsultan SKPD Pemerintah Provinsi Banten. Menurutnya, target yang akan diraih sebanyak 2,5 milyar dana dari luar atau dari pemerintah provinsi dialokasikan untuk dosen IAIN Sultan Maulana Hasanuddin.

“Memang awalnya pekerjaan kami dipandang sebelah mata. Namun karena idealism akademis dalam memajukan pengetahuan dan pengembangan daerah, penelitian tetap dilaksanakan dengan profesional. Hingga akhirnya dalam satu tahun ini, IAIN Sultan Maulana Hasanudin Banten telah menjalin Memorandum of Understanding (MoU) dengan Gubernur Banten sebagai konsultan dalam memajukan provinsi Banten. Kami mendapatkan penelitian dari 20 SKPD, masing-masing SKPD terdapat 20 paket penelitian. Dosen dipetakan untuk menyelesaikan SKPD dalam hal kajian pustaka, statistik, dan pendidikan. Dalam satu tahun ini, terdapat 16-17 paket antropologi. Satu paket senilai 200 juta rupiah. Paket antropologi diminati pemerintah daerah karena kampus kami memiliki Laboratorium Bantenologi yang mengkaji sejarah dan budaya Banten dari berbagai segi dan perspektif. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan biasanya akan diberikan ke perpustakaan daerah untuk disimpan dan dijadikan arsip, dan juga akan dipublikasikan di jurnal, sehingga penelitian yang telah dibuat akan menjadi sejarah, dan tentunya bisa dibaca masyarakat luas”, ujar Dr. Mufti Ali. (Abdul Qodir Zaelani)

About admin

Check Also

Respon Kebutuhan Dunia Kerja, Fakultas Syariah Gelar Workshop Kurikulum OBE dan MBKM

Bandar Lampung: Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung menyelenggarakan workshop penyusunan kurikulum berbasis …