Para Pencuri Ibadah Puasa

doa-di-bulan-ramadhan-1440-h

Biasanya mencuri identik dengan mengambil hak milik orang lain yang bisa diindera. Mungkin berupa uang, makanan, pakaian dan lain sebagainya. Namun ada satu macam jenis pencurian yang jauh lebih jahat yaitu pencurian dalam perkara-perkara yang bersifat abstrak (ma’nawi) seperti pencurian dalam ibadah.
Sebagaimana Sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam yang mengatakan;

أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلَاتِهِ)) قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلَاتِهِ؟ قَالَ: ((لَا يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلَا سُجُودَهَا))، أَوْ قَالَ: ((لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ))

“Seburuk-buruk pencuri adalah orang yang mencuri di dalam sholatnya.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana ia mencuri dalam sholatnya?” Beliau bersabda, “Ia tidak menyempurnakan ruku’nya maupun sujudnya.” (HR. Ahmad).

Nah, orang yang mengerjakan sholat dengan begitu cepat gerakannya sehingga tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya ia sudah dianggap mencuri hak Allah di dalam sholatnya, yaitu thuma’ninah. Tergesa-gesa dalam mengerjakan sholat dianggap mengurangi dan merusak kesempurnaan shalat yang seharusnya diperhatikan dan dijaga, maka itu termasuk mencuri, mencuri dalam pahala sholat. Jika sholat dikerjakan dengan sempurna maka ia akan diterima dan sempurna pula pahalanya. Namun bila dikerjakan dengan cepat dan tergesa-gesa, maka cacatlah kesempurnaan pahalanya.
Ada pula orang yang mencuri ibadah puasanya, karena ia berpuasa namun tidak mengerjakan sholat lima waktu. Atau mengerjakan sebagian dari kewajiban sholat lima waktu. Kalau dipikir heran juga, bagaimana bisa sah puasanya kalau sholat yang merupakan pondasi Islam saja dia abaikan.

Ada pula orang yang mencuri ibadah puasanya, dengan merusak ibadah puasanya dengan perkataan-perkataan kotor dan menyakitkan. Puasa memang ia lakukan, namun berkata keji dan kotor masih juga dia ucapkan. Tidak diragukan lagi, perilaku seperti ini merusak pahala ibadah puasa Ramadhan.

Bukankah Baginda Nabi Shalalallahu ‘Alaihi Wassallam pernah bersabda;
“Allah berfirman; Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, karena ia adalah untuk-Ku dan aku yang membalasnya. Puasa itu perisai, maka jika salah seorang dari kalian berpuasa jangan berkata kotor, jangan pula melakukan tindakan dosa dan jangan marah. Kalau ada orang yang mencelanya atau memeranginya, katakan ‘Aku berpuasa’. Demi jiwa Muhammad yang berada dalam genggamannya, bau mulut orang yang berpuasa disisi Allah itu lebih harum daripada bau kasturi. Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan, ia berbahagia ketika berbuka dan berbahagia ketika kelak bertemu dengan Rabb-nya.” (HR. Bukhari).

Ada pula pencuri puasa yang mencuri dan merusak pahala puasa dan anehnya, orang yang berpuasa tersebut dengan senang hati pahala dan kualitas ibadah puasanya dirusak oleh pencuri tersebut. Pencuri tersebut berwujud media massa dan media hiburan seperti TV yang mempertontonkan film-film dan sinetron-sinetron, infotaintmen dan iklan-iklan murahan yang banyak mengumbar aurat dan mengajak ghibah sehingga bisa merusak pahala puasa.

Selain juga pencuri bernama smartphone dengan koneksi internet yang jika tidak bijak menggunakannya bisa menjerumuskan orang yang sedang berpuasa ke dalam kemaksiatan, ghibah, update status dusta dan hal-hal sia-sia yang bisa mengurangi pahala dan nilai ibadah puasa. Wallaahu A’lam

Penulis:

Indri Angraeni adalah Mahasiswa Kelas Internasional Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung

About admin

Check Also

Respon Kebutuhan Dunia Kerja, Fakultas Syariah Gelar Workshop Kurikulum OBE dan MBKM

Bandar Lampung: Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung menyelenggarakan workshop penyusunan kurikulum berbasis …