Bandar Lampung: Dr. KH. Khairuddin Tahmid, M.H., Wakil dekan I Fakultas Syari’ah dan Hukum IAIN Raden Intan Lampung, memberikan tanggapan mengenai perkembangan Fakultas Syari’ah dan Hukum IAIN Raden Intan Lampung. “Dalam rangka alih status IAIN menjadi UIN, Fakultas Syari’ah dan Hukum IAIN Raden Intan Lampung sudah melakukan langkah-langkah pembenahan, perubahan, penguatan, perbaikan terutama dalam hal mempersiapkan prodi baru yakni adanya prodi konsentrasi ilmu hukum,” tuturnya pada Jum’at (25/11/2016).
Dr. KH. Khairuddin Tahmid, M.H., menambahkan bahwa saat ini paradigma masyarakat terhadap Fakultas Syari’ah dan Hukum sudah baik dan menilai bahwa FSH adalah fakultas yang paling konsisten (istiqomah). Animo masyarakat kepada FSH saat ini semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan yang dilakukan oleh FSH sudah cukup bagus dan dapat diterima di masyarakat. Kalau kita mengukur outpun dari FSH, banyak yang sudah bekerja di banyak sektor publik baik PNS maupun swasta.
“Kalau mengenai pengembangan kelembagaan, di samping prodi AS (Ahwal al-Syakhsiyah), MU (Muamalah), SI (Siyasah), dan IH (Ilmu Hukum) ke depan kita akan menambah prodi baru yakni prodi Zakat dan Wakaf (ZAWA) dan prodi Perbandingan Mazhab. Semua itu dalam rangka mempersiapkan SDM alumni Fakultas Syari’ah dan Hukum supaya memiliki kompetensi dalam ilmu kesyari’ahan,” ujarnya.
Dr. KH. Khairuddin Tahmid, M.H., juga menjelaskan untuk kurikulum, ke depan kita akan menggunakan kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) yang berorientasi pada peningkatan penguatan kapasitas ilmu-ilmu basis yang sesuai dengan jurusannya. Fakultas kita juga sudah memiliki kelas yang menyahuti perkembangan zaman, yaitu kelas internasional atau kelas unggulan yang diperuntukkan bagi mereka yang memiliki keahlian dalam bahasa asing. Di kelas internasional ini, mahasiswa akan mendapatkan banyak keuntungan yaitu bisa menyelesaikan kuliah lebih cepat atau yang disebut dengan kelas percepatan (akselerasi).
“Kita tidak bisa menutup mata dengan perkembangan global saat ini, oleh karena itu FSH melakukan langkah-langkah pelebaran sayap supaya kita bisa merespon kegiatan-kegiatan yang ada di luar negeri. Sehingga kita tidak hanya eksis di dalam kampus, namun kita juga eksis di luar kampus baik secara kelembagaan maupun intelektual dengan cara kita memiliki peran di masyarakat. Tidak ada hal lain kecuali kita harus mampu mensinergikan dan tidak mendikotomi, serta dapat mensinkronkan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu umum,” paparnya.
Selain itu, Ia berharap mahasiswa FSH harus mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi dan perubahan serta tidak Gaptek. “Jadi, Fakultas Syari’ah dan Hukum pada khususnya dan IAIN pada umumnya siap menghadapi perubahan-perubahan global kedepan apalagi kalau sudah alih status menjadi UIN. Sekarang gelar prodi kita sama dengan fakultas hukum pada umumnya. Artinya, kemampuan kita sama dengan yang lainnya bahkan kita memiliki nilai lebih karena kita berasal dari syari’ah. Tidak hanya intelektual yang harus unggul, juga memiliki kemampuan dalam hal caracter buildingnya (akhlak mulianya). Kita ingin menawarkan konsep unggul secara intelektual dan unggul juga secara moral.” (Dewi Yulianti)